Select Menu
Pejuang Dakwah Rasulullah

Ahlul Badar 313

Ads

Pejuang Dakwah

Pejuang Dakwah

Habib Abdullah Ridho bin Yahya

Habib Abdullah Ridho bin Yahya

Ahlul Badar 313

Pejuang Dakwah Rasulullah Saw. Diberdayakan oleh Blogger.

Habib Abdullah Ridho bin Yahya

Technology

Circle Gallery

Shooting

Racing

News

Bottom

Ghurfatul Khadra ' .
23 anak tangga yang terbuat dari kayu , menghubungkan lantai 1 dan lantai 2 . Dilantai 2 itu ada 4 kamar utama . Dan salah satunya adalah ( Ghurfatul Khadra ) ruang istirahat beliau Habibana Munzir Al musawa .
.
Disebut Ghurfatul Khadra atau Kamar Hijau karena semua dinding dikamar tersebut dilapisi kain beludru berwarna hijau . Warna hijau yg khas ,menyrupai warna kubah masjid nabawi dimadinah ,tetapi tidak sama persis sama.
.
Ketika habib ali aljufri sampai ke markas Majelis Rasulullah SAW Untuk pamit pulang selepas acara isra mir'aj dimonas , habib ali aljufri pun menjumpai beliau di Ghurfatul Khadra' . Beliau dalam keadaan rebah dan ketika habib ali aljufri datang , beliau segera bangkit . Habib ali aljufri memeluk beliau sambil menangis dan berkata ' hamuul...hamuul...' ( beban..beban..) . Sebagian orang yang ikut berdesakan masuk mendengar hal itu .
.
dikamar inilah ( Ghurfatul Khadra' ) kami menamai Dakwah Kami Di Media Sosial dengan nama ' Kamar Hijau Kreatif ' agar bisa bertabaruk dan mengambil berkah dari Beliau Guru Kami ..
.
Dan Meneruskan Apa Yang Beliau Cita Citakan Menyebarkan Dakwah SAYYIDINA MUHAMMAD SAW menyebar luas di media media dan dunia ..
.
Wahai Allah SWT yang maha pengasih , kami lemah dalam menyampaikan , tetapi kami berusaha untuk terus menyampaikan amanah ini untuk tersebarnya Dakwah ini .. semoga ALLAH SWT menjaga silaturahmi kita dan membawa kita untuk berjumpa bersama Beliau yang kita Cintai di SURGA kelak . AmiinAllahumaAmiin ..
.
" Aku masih tetap Ada di pintuMu
takkan jemu takkan Lelah tuk menunggu
Karena segalanya aku sangat inginkan RahmatMu
Yakin Kau Tahu dan itu Cukup Bagiku "
Habibana Munzir bin Fuad Al-Musawa berkata:
“Datang Malaikat Jibril as pada Nabi SAW dan berkata:
APA PENDAPAT KALIAN TENTANG AHLUL BADR DIANTARA KALIAN?, maka bersabda Rasulullah SAW: “MEREKA ADALAH MUSLIMIN YANG PALING MULIA, lalu berkata Jibril as : Demikian pula yang mengikuti perang BADR dari kelompok malaikat, mereka malaikat yang terbaik” (Shahih Bukhari).
Kejadian BADR AL KUBRA itu bukanlah bertujuan untuk berperang tetapi hendak memotong kafir Quraisy yaitu kafilah Abu Sofyan, karena setiap kali kafilah muslimin akan masuk ke Madinah, sering dirampok oleh orang-orang kuffar Quraisy. Maka Rasulullah ingin sekali-sekali memberi pelajaran kepada mereka, maka dipotonglah kafilah Abu Sufyan, dan Rasulullah pun keluar bersama muslimin yang jumlahnya 313.
Di saat itu Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabat kaum Muhajirin dan Anshar, lalu Beliau bertanya kepada para sahabat, Belaiau SAW berkata:” WAHAI PARA SAHABAT BERILAH AKU PENDAPAT DALAM HAL INI”, maka Sayyidina Abu Bakar berkata:” Kita Semua Siap Untuk Berangkat Perang Wahai Rasulullah”. Sayyidina Umar pun berkata demikian.
Kaum Anshar yang mendengar hal itu terkejut karena mereka bukanlah orang-orang yang ahli dalam peperangan tidak seperti kum Muhajirin, kaum Anshar adalah para petani, peternak dan pengelola kebun-kebun kurma yang tidak mengerti tentang perang, maka mereka pun bingung hanya diam, hingga Rasulullah SAW mengulang ucapannya lagi. “WAHAI PARA SAHABAT BERILAH AKU PENDAPAT KALIAN”,
Akhirnya salah seorang dari Anshar berdiri dan berkata :” wahai Rasulullah, sepertinya engkau menunggu pendapat kami dari kaum Anshar?”,
Rasulullah berkata:” Iya betul , yang kutunggu pendapat kalian, karena dari tadi hanya kaum Muhajirin yang berbicara”,
Maka orang itu berkata :” WAHAI RASULULLAH BERANGKATLAH, KAMI SIAP BERANGKAT BERSAMAMU, KEMANAPUN ENGKAU PERGI KAMI IKUT, ENGKAU NAIK KE ATAS GUNUNG KAMI IKUT NAIK KE ATAS GUNUNG, ENGKAU MASUK KE DASAR LAUTAN KAMI PUN IKUT KE DASAR LAUTAN, SEANDAINYA PUN KAMI HARUS MATI SATU PER SATU TENGGELAM DI LAUTAN, MAKA TIDAK SATU PUN DARI KAMI KAUM ANSHAR YANG AKAN TERSISA, BARANGKALI HAL ITU BISA MEMBUAT KAMI MENGGEMBURAKANMU WAHAI RASULULLAH?”.
Nyawa mereka tidak ada artinya demi menggembirakan hati Sayyidina Muhammad SAW. Mereka ingin menghibur Rasulullah dengan nyawa mereka, demikian keadaan para sahabat Rasulullah SAW.
Hadirin dan hadirat, namun jangan disalah tafsirkan bahwa AHLUL BADR itu adalah kelompok beringas, kelompok anarkis, kelompok teroris atau lainnya, tidak demikian. AHLUL BADR ADALAH ORANG-ORANG DAMAI, DAN AHLU DZIKIR. Demikianlah keadaan para AHLU BADR.
Ketika Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pendapat beliau tentang para sahabat beliau AHLU BADR, maka Rasul berkata: “ MEREKA AHLU BADR ADALAH ORANG-ORANG MUSLIM YANG PALING AFDHAL”, Mereka lebih afdhal dari semua muslimin yang lain, dan muslim lain tidak ada yang lebih afdhal dari mereka, DAN DI SAAT ITU PUN Jibril menjawab bahwa malaikat yang ikut di perang BADR mereka juga yang paling afdhal.
Hadirin dan hadirat, setelah perang BADR selesai tidak semuanya wafat, tetapi ada beberapa yang wafat dan yang masih hidup, di antara yang hidup itu terus hidup hingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam wafat
Segala puja dan puji hanyalah bagi ALLAH yang Maha Suci dan Maha Agung. Satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Tidak ada sekutu bagi ALLAH sang penguasa alam ghaib, DIA pemilik segala rahasia dan di tangan ALLAH langit dan bumi. Salam dan selawat senantiasa tercurah kepada insan utama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pemimpin kaum mukmin.
1. Al Hafidz Ibnu Hajar
Umur umat Yahudi = umur umat Nasrani + umur umat Islam.
Umur umat Yahudi sejak diutusnya Nabi Musa AS hingga diutusnya Nabi Isa AS adalah 1500 tahun. Umur umat Nasrani sejak diutusnya Nabi Isa AS hingga diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah 600 tahun. Sehingga:
Umur Yahudi = Umur Nasrani + Umur Islam
1500 tahun = 600 tahun + 900 tahun
Ibnu Hajar mengatakan adanya tambahan 500 tahun sesuai hadis marfu dari Sa’ad bin Abu Waqqash bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya saya berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari. Kemudian Sa’ad ditanyai orang: Berapakah lamanya setengah hari itu? Sa’ad menjawab: “Lima ratus tahun” [hadits shahih riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al Hakim, Abu Nu’aim dan disahihkan oleh Al Albani]
Jadi total umur Islam menurut Ibnu Hajar adalah 900 + 500 tahun = 1400 tahun lebih, belum termasuk tambahan (karena tidak mungkin umur itu bernilai genap)
Jika sekarang tahun 1436 H (2015 M), berarti sudah melewati lebih dari 1400 tahun itu. Sedangkan tambahan yang dimaksud itu mungkin adalah umur Nabi Muhammad SAW, karena Islam adalah agama yang dibawa oleh Beliau. Juga ditambah dengan 13 tahun karena awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan 13 tahun adalah ketika beliau di Makkah.
Sehingga umur Islam adalah:
1400 + 63 (umur Nabi) + 13 (tahun sebelum hijrah) = 1476 tahun
 Jika dikurangi dengan masa kita hidup ini yaitu 2015 M (1436 Hijirah), berarti 1476 – 1436 = 40 tahun, thus, 40 tahun adalah sisa umur umat Islam dari hari ini.”
Apakah pada tahun 2055 M Islam sudah hilang dari muka bumi? Hanya ALLAH yang mengetahuinya
2. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali
Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya masa menetap kamu dibandingkan dengan umat-umat yang telah berlalu adalah seperti jarak waktu antara salat Ashar hingga terbenamnya matahari (HR. Imam Bukhari). Menurut Ibnu Rajab, “umat-umat yang telah berlalu” itu adalah umat Nabi Musa AS (Yahudi) dan umat Nabi Isa AS (Nasrani).
Imam Ibnu Rajab Al Hanbali meletakkan keseluruhan masa dunia adalah seperti satu hari penuh dengan siang dan malamnya. Imam Ibnu Rajab Al Hanbali menjadikan waktu umat-umat terdahulu dari masa Nabi Adam hingga Nabi Musa seperti waktu satu malam dan waktu itu adalah 3000 tahun. Kemudian beliau menjadikan masa umat-umat yahudi, nasrani dan Islam adalah seperti waktu siang dari hari tersebut, maka berarti waktu itu juga 3000 tahun.
Imam Ibnu Rajab Al Hanbali menafsirkan hadis Bukhari lainnya bahwa masa-masa amaliah umat Nabi Musa AS hingga datangnya Nabi Isa AS seperti setengah hari pertama, dan masa amaliah umat Isa adalah seperti waktu salat Zuhur hingga salat Ashar, dan masa amaliah umat Islam adalah seperti sesudah salat Ashar hingga terbenamnya matahari.
Jadi perhitungan menurut Ibnu Rajab itu sebagai berikut:
• Masa umat-umat Adam hingga Musa = satu malam penuh = 3000 tahun
• Masa umat-umat (yahudi – nasrani – Islam) = satu siang penuh = 3000 tahun
• Umur Yahudi = setengah hari dari siang tersebut = ½ dari 3000 = 1500 tahun
• Umur Nasrani = mengikuti hadis Muslim dari Salman al Farisi yaitu = 600 tahun
Maka umur umat Islam adalah 1500 – 600 = 900 tahun. Kemudian 900 tahun ini ditambahkan lagi 500 tahun (setengah hari akhirat) (lihat: hadits dari Saad bin Abu Waqash riwayat Abu Dawud).
Thus, umur Islam adalah 900 + 500 = 1400 tahun, belum termasuk tambahan tahun. Namun beliau tidak menyebut berapa tahun tambahannya.
Perhitungan ini sama dengan method yang digunakan oleh Ibnu Hajar.
Perihal Khilafat Ummah:Dari Nukman bin Basyir, katanya, ‘Suatu ketika kami sedang duduk2 di Masjid Nabawi dan Basyir itu seorang yg tidak banyak bercakap.Datanglah Abu Saklabah lalu berkata ” Wahai Basyir bin Saad, adakah kamu hafaz hadis Rasulullah tentang para pemerintah?’
Huzaifah RA lalu segera menjawab.” Aku hafal akan khutbah Rasulullah SAW itu.” Maka duduklah Abu Saklabah Al Khusyna untuk mendengar hadis berkenaan.
Maka kata Huzaifah RA, Rasulullah SAW telah bersabda. “Telah berlaku Zaman Kenabian ke atas kamu, maka berlakulah Zaman Kenabian sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkat zaman itu seperti yg Dia kehendaki.
”Kemudian belakulah zaman Kekhalifahan (Khulafaur Rasyidin) yang berjalan sepertimana Zaman Kenabian. Maka berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya.
Lalu berlakulah zaman raja-raja yang zalim ( malikun a’adhun/zaman kesultanan ). Berlakulah zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya pula.
Kemudian berlakulah zaman penguasa diktator (mulkan jabbariyan/penguasa yang memaksakan ideologi yang bukan ideologi islam, dan hukum yang bukan dari hukum islam) dan berlakulah zaman itu seperti mana yang Allah kehendaki.
Kemudian berlakulah pula zaman kekhalifahan yang berjalan di atas cara hidup Zaman Kenabian.”
Kemudian Rasulullah SAW pun diam.
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam kitabnya Musnad Al Imam Ahmad bin Hanbal, Juzuk 4, halaman 273.Juga terdapat dalam kitab As-Silsilatus Sahihah, Jilid 1, hadis nombor 5.]
1. Zaman Kenabian (Nubuwwah) dan rahmat
2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat
3. Zaman pemerintahan raja-raja yang zalim (kerajaan-kerajaan Islam)
4. Zaman penguasa diktator pembawa fasad dan kegelapan
5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa.
Zaman Nubuwwah (Kenabian) dan Zaman Khulafaurrasyidin. Zaman ini adalah zaman pemerintahan di bawah Rasulullah dan zaman pemerintahan di bawah khalifah 4 (Sayyidina Abu Bakar as Siddiq, Sayyidina Umar al Faruq, Sayyidina Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali). Dua zaman pertama ini mempunyai banyak kesamaan, dan dikenal juga sebagai Zaman Ummah Awwal.
Telah berkata akan Imam Malik RA:
لان يصليها أخري هذه الأمه إلا ما أصلها أولها
Lan yusliha akhiri hazihi ummah illa ma aslaha awwaluha
“Tidak akan sekali-kali dipulihkan akan ummat yang akhir ini melainkan kembali kepada cara pemulihan ummat yang terdahulunya (Para Sohabah RA) [ash-Shifaa of Qaadee ‘Iyyaadh, (2/676)]
Perihal Umur Ummah:
Perihal umur umat Nabi SAW. 3 pendapat dari ulama-ulama yang terkenal dalam ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yaitu dari:1. Al Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dari Mazhab Syafi’i
2. Jalaluddin As Suyuthi (Imam Suyuthi)
3. Imam Ibnu Rajab al HanbaliKita menganggap pendapat mereka bertiga sangat rasional, sehingga sebagaimana tujuan para Imam itu  menyeru kepada manusia agar senantiasa bersiap diri dan mengerjakan amal ibadah yang banyak, maka  demikian pula halnya dengan kita yang berharap agar manusia yang tertidur kembali terjaga, agar manusia  yang lalai dalam agamanya menjadi kembali kepada sunnah Rasulnya, dan agar kita mati dan menghadap  ALLAH subhanahu wa ta’ala dalam keadaan ridha dan diridhai.
AL HAFIDZ IBNU HAJAR
Hadits riwayat Al Bukhari yang artinya:
Perumpamaan kaum Muslimin dan Yahudi serta Nasrani, seperti perumpamaan seorang yang mengupah satu kaum (Yahudi) untuk melakukan sebuah pekerjaan sampai malam hari, namun mereka melakukannya hanya sampai tengah hari. Lalu mereka pun berkata, “Kami tidak membutuhkan upah yang engkau janjikan pada kami, dan apa yang telah kami kerjakan, semuanya bagi-mu”.
Ia pun berkata, “Jangan kalian lakukan hal itu, sempurnakanlah sisa waktu pekerjaan kalian dan ambillah upah kalian dengan sempurna”.
Mereka (Yahudi) pun menolak dan meninggalkan orang itu. Maka orang itu mengupah beberapa orang (Nasrani) selain mereka (Yahudi), ia berkata: “Kerjakanlah sisa hari kalian dan bagi kalian upah yang telah aku janjikan untuk mereka (Yahudi)”.
Sehingga ketika tiba waktu sholat Ashar, mereka (Nasrani) berkata, “Ambillah apa yang telah kami kerjakan untukmu dan juga upah yang engkau sediakan untuk kami.”
Orang itu berkata, “Sesungguhnya sisa waktu siang tinggal sedikit.”
Mereka (Nasrani) tetap menolak, sehingga orang itu mengupah satu kaum yang lain (Muslimin) untuk melanjutkan pekerjaan sehingga selesai sisa hari mereka (Nasrani).
Maka kaum itu (Muslimin) pun bekerja pada sisa hari mereka (Nasrani), yaitu sehingga terbenamnya matahari dan mereka pun mendapat upah yang sempurna yang dijanjikan kepada dua kelompok sebelumnya.
Seperti itulah perumpamaan mereka (Yahudi dan Nasrani) dan perumpamaan apa yang kalian (Muslimin) terima pada cahaya (hidayah) ini.
(HR Al Bukhari. Lihat Fathul-Kabir juz V hlm. 202 no: 5728)
Adapun penjelasan hadits ini menurut Al Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: “Para Ahli Naql telah sepakat bahwa masa (umur) bangsa Yahudi–sejak diutusnya Musa as–sampai diutusnya Muhammad saw adalah lebih dari 2000 tahun. Dan umur Nasrani dari jumlah itu sebanyak 600 tahun. Satu pendapat mengatakan lebih sedikit dari itu” (Fathul-Barri juz IV hlm. 449)
Bagaimana Jika Umur Umat Islam Sudah Berakhir?
Setelah umur umat Islam berakhir (ditandai dengan wafatnya Nabi Isa Al-Masih), maka setelah itu kita orang Islam masih hidup. Ada yang mengatakan selama 40 tahun lagi. Namun selama itu tidak ada lagi mualaf, artinya, tidak ada lagi orang yang diterima masuk Islam, dan tidak ada lagi tobat yang diterima karena pada akhir Umur Umat Islam itu matahari akan terbit dari arah Barat. Kemudian manusia akan kembali kepada kekafiran dan kemunafikannya, bahkan lebih merajalela lag
Teks Qasidah Nasim Habbat ‘Alaina ini :
===============================
ﻧﺴﻴﻢ ﻫﺒﺖ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺣﻤﯽ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﯽ
Nasîm habbat ‘alainâ min himâl Mushthofâ
Telah berhembus angin sejuk dari pangkuan Rasulullah
Shallallahu 'alailhi wa sallam kearah kami,
ﻧﺴﻴﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﻬﻨﺎﺀ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺪﻭﺍﺀ ﻭﺍﻟﺸﻔﺎﺀ
Nasîm fîhâl hanâ’ fîhâd-dawâ’ wasy-syifâ’
angin sejuk pada nya terdapat obat dan kesembuhan.
ﺑﺸﻤﻬﺎ ﻳﺼﻠﺢ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻟﻨﺎ ﻭﺍﻟﺨﻔﺎﺀ
Bisyamihâ yushlihidh-dhôhir lanâ wal khofâ’
Dengan menghirup nya segala yang zahir dan yang
tersembunyi menjadi baik,
ﻳﺎﺑﺨﺖ ﻣﻦ ﻟﻠﻨﺒﻲ ﻓﯽ ﮐﻞ ﺣﺎﻝ ﺇﻗﺘﻔﺎﺀ
Yâ bakhkhot man linnabiy fî kulli hâl iqtafâ
sungguh beruntung orang-orang yang selalu mengikuti
Nabi saw disetiap keadaan nya…
ﻋﻠﯽ ﻗﺪﻡ ﺻﺪﻕ ﻣﻊ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻬﻤﻢ ﻭﺍﻟﻮﻓﺎﺀ
‘Alâ qodam shidqin ma’a ahlil himamu wal wafâ’
Di atas pijakan kaki kesetiaan bersama pemilik
kesetiaan
ﻫﻢ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﺍﻷﮔﺎﺑﺮ ﻫﻢ ﻫﻢ ﺍﻟﺸﺮﻓﺎﺀ
Humur-rijâlil akâbir hum humusy-syurofâ
mereka adalah orang-orang besar, mereka adalah
orang-orang mulia.
ﻫﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻷﺳﺮﺍﺭﻫﻢ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﻘﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﻔﺎﺀ
Hum ahlil asrôro hum ahlin-naqô’ wash-shofâ’
Mereka adalah pemilik rahasia Illahi mereka adalah
pemilik kesucian dan ketulusan
ﻳﺎﺣﺎﺩﻱ ﺇﺷﺠﻊ ﻓﺤﺎﻟﻲ ﺑﺎﻟﻨﺒﻲ ﻗﺪ ﺻﻔﺎﺀ
Yâ hâdiy isyja’ fahâliy binnabiy qod shofâ
Wahai yang melantunkan nada, lantunkanlah syair-
syairmu dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, keadaanku sungguh
telah menjadi bersih.
ﺇﺫﺍ ﺑﺪﺕ ﻋﻴﻦ ﺟﻮﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﺎ ﻋﻔﯽ
Idzâ badat ‘aini jûdillâhi ‘annâ ‘afâ
Apabila telah nampak pandangan Kemurahan ALLAH,
niscaya Ia akan memaafkan kesalahan kita,
ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺴﺒﯽ ﻭﻧﻌﻢ ﺍﻟﺤﺴﺐ ﺣﺴﺒﻲ ﮔﻔﯽ
Allâhu hasbî wa ni’mal hasbî hasbî kafâ
cukuplah ALLAH bagiku dan sebaik-baik Dzat yang
mencukupi adalah Dzat yang telah mencukupiku.
ﻣﻨﻪ ﺍﻟﻤﻮﺍﻫﺐ ﻭﻣﻨﻪ ﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﻔﺎﺀ
Minhul mawâhib wa minhul ‘âfiyah wasy-syifâ’
Segala pemberian dan segala kesihatan serta
kesembuhan berasal dari-NYA,
ﻳﺎ ﻭﺍﺳﻊ ﺍﻟﺠﻮﺩ ﺭﺑﻲ ﺧﻴﺮ ﻋﺎﻓﻲ ﻋﻔﯽ
Yâ wâsi’al jûdi robbî khoiri ‘âfî ‘afâ
wahai Dzat Yang Maha Luas Kemurahan-NYA, wahai
Tuhanku sebaik-baik Dzat yang telah Memberikan
`Afiah…
ﺃﻣﻨﻦ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺮﻓﻘﺔ ﻋﺒﺪﻙ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﯽ
Umnun ‘alainâ bi rifqota ‘abdikal Mushthofâ
Berikanlah kepada kami kebersamaan bersama hamba-MU
yang terpilih Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
ﺃﺳﻠﻚ ﺑﻨﺎ ﻧﻬﺞ ﻣﻦ ﻟﻬﺪﻳﻪ ﺇﻗﺘﻔﯽ
Usluk binâ nahji man lihadyihi iqtafâ
tuntunlah kami kepada ajaran orang-orang yang telah
mengikuti hidayah Nabi-MU.
ﻧﺜﺒﺖ ﺑﺪﻭﺍﻥ ﻭﺭﺙ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ
Nutsbat bidiwâni wurotsin-nabiyl khulafâ
Kami dapat di tetapkan dalam dewan para pewaris
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, para pengganti-pengganti beliau
ﺑﺠﺎﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﺣﺒﻴﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﮔﻨﺰ ﺍﻟﻮﻓﺎﺀ
Bijâhi Ahmad habîbillâhi kanzil wafâ’
dengan pangkat kebesaran Ahmad Kekasih ALLAH gudang
segala kesucian…
ﻋﻠﻴﻪ ﺻﻠﯽ ﺇﻟﻬﻲ ﻣﺎ ﺍﻟﺤﻴﺎ ﻭﮔﻔﺎﺀ
‘Alaihi shollâ ilâhî mâl hayâ wa kafâ’
Shalawat Tuhanku keatas nya selama kehidupan berada
ﻭﺍﻵﻝ ﻭﺍﻟﺼﺤﺐ ﻣﺎﺑﺮﻕ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺭﻓﺮﻓﺎ
Wal ãli wash-shohbi mâ barqis-samâ’ rofrofân
dan kepada keluarga serta para sahabat, selama langit
bersinar dengan kilat nya dan bergemuruh dengan suara
nya…”
[15/12 23:38] +62 878-8597-1000: Qasidah "Rabii' aqbal 'alaina"
Karya AlHabib Umar bin Hafidz
رَبِيْع أَقْبَل عَلَيْنَا مَرْحَباً بِالرَبِيْعِ رَبِيْعُنَا ذِكْرِ مَنْ جَاهُه لَدَى اللهِ وَسِيْع
Bulan Rabi’ul Awwal telah tiba kepada kita, selamat datang duhai musim bunga
Bulan Rabi’ kita mengingat dan menyebut makhluk yang kewibawaan dan kedudukannya luas di sisi Allah
المُصْطَفَى الزَيْن أَكْرَم بَل وَ أَوَّل شَفِيْع فَاسْمَعْ دُعَانَا بِه يَا رَبَّنَا يَا سَمِيْع
Nabi pilihan yang luhur dan paling mulia bahkan dialah pemberi syafaat pertama
Maka dengarlah seruan doa kami dengan keagungannya wahai Tuhan kami Sang Maha Mendengar
وَ رُقِّناَ بِه إِلَى أَعْلَى المَقَامِ الرَّفِيْع نَحُل بِهِ رَبِّي حِصْنِكَ القَوِيِ المَنِيْع
Angkatlah kami dengan keagungannya ke tempat kedudukan yang tinggi
Kami berlindung dengan keagungannya dalam benteng-Mu yang kuat dan mampu mencegah dari musuh
يَا سَيِّدَ الرُّسْلِ ذَا الحُسْنِ الزَهِيِ البَدِيْع بِكَ التَوَسُّل إِلَى المَوْلَى العَلِيِ السَرِيْع
Wahai pemimpin Rasul penyinar yang mengagumkan
Dengan mu kami bertawassul kepada Allah Sang Maha Tinggi yang cepat memberikan ijabah
يَا رَبِّ نَظْرَة تَعُمُّ أُمَّة حَبِيْبِ الجَمِيْع أَصْلِحْ لَهُمْ شَأْنَهُم وَ أَحْوَالَهُمْ يَا سَمِيْع
Wahai Allah kami memohon pandangan yang menyeluruh untuk semua umat Nabi sang kekasih
Perbaikilah keadaan dan kondisi mereka wahai Sang Maha Pendengar
بِجَاهِ طَهَ وَ مَنْ قَدْ حَلَّ أَرْضَ البَقِيْع خُصُوْص نُوْرِ السَرَائِر وَ الدَوَا لِلْوَجِيْعِ
Dengan kewibawaan Taha Rasulullah SAW serta mereka yang bersemayam di tanah Baqi
Lebih khusus lagi penerang sanubari dan obat penawar dari penyakit
البِضْعَة الطَاهِرَة ذَاتِ المَقَامِ الرَفِيْعِ وَ كُلِّ عَامِل بِشِرْعِك مُسْتَقِيْم مُطِيْع
Keturunan suci pemilik kedudukan yang tinggi
Serta seluruh orang yang mengamalkan syari’at-Mu dan taat dengan penuh istiqomah
عَجِّل بِكَشْفِ البَلاَء كُلِّ أَمْرِ شَنِيْعِ بِهِمْ ِبِهمْ رب عَجِّلْ بِالِإجَابَةِ سَرِيْع
Singkapkanlah segala bala dan hal yang buruk dengan segera
Dengan kemulian mereka percepatlah jawaban permintaan kami